Jurnal Republik-Kuala Lumpur – Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) asal Riau dilaporkan tewas ditembak di wilayah perbatasan Sabah, Malaysia, pada Senin dini hari (28/1). Korban, yang diduga merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal, ditemukan meninggal dunia dengan luka tembak di bagian dada.
Menurut informasi yang diperoleh dari Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM), korban tewas saat upaya penggerebekan oleh aparat keamanan Malaysia di sebuah kawasan hutan yang sering dijadikan jalur penyelundupan pekerja ilegal. Pihak berwenang menyatakan bahwa korban mencoba melarikan diri sebelum insiden penembakan terjadi.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kota Kinabalu telah menerima laporan resmi terkait kejadian ini dan segera mengambil langkah untuk memastikan identitas korban serta memberikan pendampingan hukum. “Kami sangat prihatin atas kejadian ini. Jika korban benar merupakan WNI, kami akan memastikan hak-haknya dipenuhi dan melakukan investigasi mendalam terkait insiden penembakan tersebut,” ujar Konsul Jenderal RI, Didi Irawan.
Diduga Jaringan PMI Ilegal
Korban diduga menjadi bagian dari jaringan pekerja migran ilegal yang sering memasuki Malaysia melalui jalur-jalur tidak resmi di perbatasan Riau dan Kalimantan. Pihak berwenang Malaysia menyebutkan bahwa wilayah Sabah menjadi salah satu titik rawan untuk penyelundupan pekerja ilegal dari Indonesia.
Sejumlah saksi yang diamankan menyatakan bahwa korban dan beberapa orang lainnya direkrut oleh agen tidak resmi di Riau dengan janji pekerjaan di Malaysia. Namun, korban diduga tidak memiliki dokumen resmi seperti paspor atau izin kerja.
Pemerintah Indonesia Bergerak
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) segera berkoordinasi dengan otoritas Malaysia untuk mengusut kasus ini. Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, menyatakan bahwa kasus ini menjadi perhatian serius karena melibatkan dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
“Kami akan memastikan penyebab kematian korban diusut tuntas, dan keluarga korban mendapatkan keadilan. Selain itu, kami juga akan meningkatkan pengawasan terhadap praktik perekrutan ilegal yang sering terjadi di daerah perbatasan,” ujar Benny dalam konferensi pers di Jakarta.
Desakan untuk Penindakan Tegas
Kasus ini kembali menyoroti persoalan PMI ilegal yang kerap menjadi korban eksploitasi dan kekerasan di luar negeri. Aktivis dan organisasi pekerja migran mendesak pemerintah untuk menindak tegas para agen atau calo yang terlibat dalam pengiriman pekerja ilegal.
“Tragedi seperti ini tidak akan berhenti jika pemerintah tidak mengambil langkah konkret untuk memberantas praktik ilegal yang telah berlangsung selama bertahun-tahun,” kata Nurhayati, Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI).
Sementara itu, keluarga korban di Riau dilaporkan dalam kondisi berduka dan berharap agar jenazah segera dipulangkan ke tanah air. “Kami berharap pemerintah segera memulangkan jenazah anak kami dan menindak tegas pelaku yang bertanggung jawab atas insiden ini,” ujar ayah korban dengan penuh haru.
Hingga berita ini diturunkan, otoritas Malaysia masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penembakan tersebut, sementara KJRI terus memantau perkembangan kasus ini.