Tangani Lonjakan Sampah, Pemkot Bandung Genjot Sejumlah Langkah Strategis

banner 468x60

Jurnal Republik, Kota Bandung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengambil langkah cepat dan strategis untuk mengatasi lonjakan volume sampah pasca-Lebaran yang meningkat signifikan.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan bahwa penanganan sampah saat ini menjadi prioritas utama karena peningkatan volume yang diperkirakan mencapai lebih dari 20 persen.

“Saya khawatir, produksi sampah kita setelah Lebaran meningkat signifikan. Sepertinya peningkatannya di atas 20 persen,” ujar Farhan, Selasa 22 April 2025.

Salah satu titik kritis yang mendapat perhatian serius adalah Pasar Gedebage. Menurut Farhan, ditemukan tumpukan sampah mencapai 1.120 meter kubik hanya di lokasi tersebut.

“Ini saya baru tahu semalam. Di Pasar Gedebage saja terjadi penumpukan 1.120 meter kubik. Ini harus diinvestigasi, dan siapapun yang bertanggung jawab wajib mempertanggungjawabkannya secara hukum,” tegasnya.

Farhan juga menjelaskan, sejumlah TPS (Tempat Pembuangan Sementara) di Bandung ditutup sementara untuk dikosongkan karena keterbatasan daya olah sampah yang hanya mencapai kurang dari 12 persen. Akibatnya, terjadi penumpukan sampah di sejumlah lokasi yang disebut sebagai “tikum” (titik kumpul).

“TPS ditutup dulu untuk dikosongkan. Setelah itu, baru dibuka TPS lain. Ini menimbulkan tikum-tikum yang harus ditangani dengan hati-hati. Kita minta RT, RW, kelurahan, kecamatan cepat melaporkan agar bisa segera ditangani,” ungkapnya.

Dari hasil pengawasan di 19 titik pasar, Pasar Gedebage menjadi lokasi dengan permasalahan terberat. Penumpukan juga terjadi di TPS Ciwastra dengan volume sekitar 500 meter kubik, yang ditargetkan selesai dalam 10 hari ke depan.

Untuk mengatasi hal ini, Farhan menyebut Pemkot Bandung telah menyiapkan sejumlah langkah. Pertama yang dilakukan Pemkot adalah melakukan pendataan ulang terhadap volume sampah yang dihasilkan dari rumah tangga, pasar, dan titik-titik keramaian lainnya.

Langkah kedua, Pemkot Bandung menutup sementara beberapa TPS (Tempat Pembuangan Sementara) untuk dikosongkan secara bergilir.

“TPS kita tutup bergilir agar bisa dikosongkan dulu. Setelah kosong, baru TPS lain dibuka. Ini menyebabkan penumpukan atau titik kumpul (tikum), tapi ini sudah dalam pantauan,” jelasnya.

Langkah ketiga, Pemkot Bandung akan mempercepat operasionalisasi beberapa fasilitas pengolahan sampah, termasuk RDF (Refuse Derived Fuel) dan teknologi thermal. Akselerasi ini akan dimulai pada 25 April 2025.

“Kita akselerasi pengoperasian RDF dan thermal. Pengolahan terbesar sekarang baru ada di Tegalega, Cicukang Holis, dan Bandung Kulon. Itu belum cukup, makanya kita percepat,” kata Farhan.

Di sisi lain, Farhan menegaskan, upaya pengurangan sampah dari hulu juga terus dijalankan melalui penguatan program Kang Pisman dan Buruan SAE. Program ini akan didorong bekerja sama dengan tim PKK di tingkat kecamatan dan kelurahan.

Ia juga menargetkan penambahan jumlah Kawasan Bebas Sampah (KBS) dari 413 menjadi 700 KBS hingga akhir 2025. Program ini menyasar seluruh RW di Bandung yang berjumlah 1.597.

“Sekarang baru 413 KBS. Kita targetkan bisa capai 700 KBS tahun ini,” ujarnya. (rob)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *