Jurnal Republik-Ramdhan. Di beberapa negara, umat Muslim menjalankan puasa Ramadan dengan durasi yang berbeda-beda tergantung pada letak geografisnya. Namun, ada satu tempat di dunia yang mengalami puasa dengan durasi hanya satu jam, yaitu Pulau Sommarøy di Norwegia.
Pulau Sommarøy terletak di dalam Lingkaran Arktik, sebuah wilayah yang mengalami fenomena Midnight Sun atau matahari tengah malam. Fenomena ini terjadi ketika matahari tidak benar-benar terbenam selama musim panas. Jika Ramadan jatuh dalam periode ini, waktu antara matahari terbenam dan terbit bisa sangat singkat, bahkan kurang dari satu jam. Hal ini membuat umat Muslim di sana hanya berpuasa dalam waktu yang sangat singkat sebelum waktu berbuka tiba kembali.
Kondisi ekstrem ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi umat Islam yang tinggal di daerah tersebut. Karena itu, mereka diberikan kemudahan dalam menentukan waktu puasa. Banyak Muslim di sana memilih untuk mengikuti jadwal puasa di Mekkah atau Madinah, sehingga mereka bisa menjalankan ibadah dengan durasi yang lebih wajar, sekitar 13 hingga 15 jam. Alternatif lainnya, mereka mengikuti jadwal negara terdekat yang memiliki waktu siang dan malam yang lebih stabil, seperti Oslo, ibu kota Norwegia.
Fenomena puasa super singkat ini tidak hanya terjadi di Pulau Sommarøy. Beberapa wilayah lain di bagian utara dunia, seperti kota Tromsø di Norwegia, Reykjavik di Islandia, dan Utqiagvik di Alaska, juga mengalami kondisi serupa. Sementara itu, di musim dingin, wilayah-wilayah ini justru mengalami Polar Night, di mana matahari tidak terbit selama berbulan-bulan, menyebabkan durasi puasa bisa berlangsung sangat lama, hingga 20 jam lebih.
Meskipun memiliki tantangan tersendiri, umat Muslim di daerah-daerah ekstrem ini tetap menjalankan ibadah puasa dengan menyesuaikan waktu sesuai dengan ketentuan yang diberikan. Hal ini menunjukkan bagaimana fleksibilitas dalam menjalankan ibadah tetap diberikan bagi mereka yang tinggal di wilayah dengan kondisi alam yang unik.